Senin, 26 Februari 2018

Jelajah Kompleks Pemakaman Orang Yahudi di Kota Surabaya

Eksistensi Komunitas Yahudi di Surabaya

Prolog

Bagi orang awam, masyarakat Yahudi sering dipandang sebelah mata akibat perannya dalam gerakan zionisme. Belum lagi tuduhan mengenai keterlibatan mereka dalam gerakan rahasia "Freemasonry "maupun "New World Order" dalam mengatur tatanan kehidupan global. Kebencian Hitler terhadap masyarakat Yahudi diwujudkan dalam gerakan anti semitisme hingga genosida, beberapa diantaranta kemudian ditangkap dan dieksekusi di kamp konsentrasi milik Nazi Jerman hingga berakhirnya perang dunia kedua. Hal tersebut kemudian ditampilkan dalam film "Inglorious Bastards" karya Quentin Tarantino yang dibintangi oleh Brad Pitt hingga Michael Fassbander yang pernah membintangi Film Assassin's Creed dan Aliens : Covenant.

Akibat efek gerakan anti Semitisme pada awal abad 20, masyarakat keturunan Yahudi mulai melakukan eksodus besar-besaran, salah satunya menuju kawasan Nusantara. Nusantara dianggap sebagai kawasan yang aman dan menjanjikan untuk memulai hidup baru tanpa adanya intervensi dari Nazi Jerman pada waktu tersebut. Mayoritas agama yang dianut adalah Judaisme, beberapa diantara ada yang Islam, Kristen, Katholik, maupun kepercayaan lainnya. Beberapa menolak gerakan Zionisme karena tidak diajarkan dalam ajaran Judaisme serta merugikan identitas dari bangsa Yahudi itu sendiri.

Masyarakat sendiri sampai detik ini belum banyak mengetahui mengenai keberadaan komunitas Yahudi di Nusantara, hal yang umum kita ketahui adalah keberadaan etnis Tionghoa, Arab maupun pendatang lainnya. Hanya sedikit sumber tulisan maupun data mengenai etnis Yahudi di Nusantara. Tulisan ini akan sedikit membahas mengenai keberadaan makam orang Yahudi di kota Surabaya maupun keberadaan jejak pemukiman masyarakat Yahudi di kawasan tersebut.


Sejarah Masuknya Komunitas Yahudi ke Kawasan Nusantara

Sumber : Tirto.id

Menurut data yang disajikan oleh portal berita tirto.id, orang Yahudi pertama yang melakukan perjalanan ke kawasan Nusantara adalah Ishaq, putra Yahudi dari Oman untuk melakukan perjalanan ke Sumatra pada awal abad ke - 9 dimana kawasan Sumatra masih didominasi oleh pengaruh kerajaan Budha Sriwijaya. Selang beberapa abad kemudian tepatnya tahun 1511, bangsa Portugis berhasil menaklukkan Malaka hingga membuat kerajaan Malaka runtuh. Satu abad kemudian, tahun 1619 kongsi dagang VOC Belanda didirikan dengan sebagian biayanya berasal dari orang Yahudi. Organisasi rahasia Freemason mulai didirikan orang Yahudi dan Belanda dalam rangka menyebarkan paham persaudaran universal tanpa memandang ras, agama, dan suku bangsa. Organisasi ini giat dalam kegiatan sosial maupun pendidikan dan melakukan kegiatannya di dalam sebuah bangunan yang disebut "Lodji".

Tahun 1822, Jacob Saphir menulis sebuah buku mengenai keberadaan pemukiman Yahudi di kota Batavia, Bandung, dan Surabaya. Keberadaan pemukiman Yahudi di Surabaya ditempatkan bersamaan dengan orang Eropa, terutama di kawasan Jalan Kayun maupun dekat dengan Jembatan Merah. Penempatan dan penataan pemukiman diatur dalam regering reglement 1854 untuk mengatur pemukiman berdasarkan ras baik masyarakat Eropa, oosterlingen (Timur Asing), hingga masyarakat bumiputera. Tahun 1921, Israel Cohen seorang penggalang dana zionis pergi ke Semarang untuk mememui beberapa orang untuk membahas mengenai berdirinya sebuah negara Yahudi di Palestina. Negara Yahudi bernama Israel kemudian berdiri pada 14 Mei 1948 dengan didukung oleh Inggris selaku promotor dan pemrakarsa deklarasi Balfour.

Tahun 1949, atas prakarsa Presiden Soekarno masyarakat Yahudi yang menetap di Indonesia untuk diberikan pilihan untuk menjadi Warga Negara Indonesia. Beberapa diantaranya ada yang ikut organisasi freemasons, lions club, rotary, dan lain-lain. Presiden Soekarno kemudian melarang keberadaan organisasi freemason dan sejenisnya pada tahun 1961 akibat mengancam manifesto politik NASAKOM yang dituangkan dalam peraturan Penguasa Perang Tertinggi Republik Indonesia No. 2 Tahun 1961 yang berbunyi :

"Organisasi yang tidak sesuai dengan kepribadian Indonesia menghambat penyelesaian Revolusi atau bertentangan dengan cita-cita Sosialisme Indonesia, dilarang"


Larangan tersebut kemudian dicabut oleh Presiden Abdurahman Wahid atau Gus Dur pada tahun 2003 melalui Kepres Nomor 69 Tahun 2000 yang isinya memperbolehkan organisasi freemason dan sejenisnya untuk melakukan kegiatannya kembali seperti sedia kala dengan alasan kebebasan berpendapat di muka umum dan berorganisasi bagi setiap warga negara.

Warga Indonesia keturunan Yahudi juga berhak mendapatkan Kartu Tanda Penduduk sejak tahun 1957 dan di kolom agama ditulis agama "Hebreni". Masyarakat Yahudi di Indonesia beribadah di tempat yang disebut Sinagog. Salah satu contoh keberadaan salah satu sinagog di Indonesia adalah di Surabaya, sinagog ini berdiri di jalan Kayon No 4-5 kota Surabaya, Jawa Timur. Dahulunya sering digunakan sebagai tempat peribadatan penganut Judaisme, kini keberadaan sinagog tersebut sudah rata dengan tanah.


Sinagog Surabaya tampak dari depan
Sumber : https://www.bangsaonline.com/berita/26934/dibongkar-5-tahun-lalu-sinagog-yahudi-di-kayoon-surabaya-bakal-dijadikan-perkantoran


Sinagog Surabaya tampak dari samping
Sumber : https://www.kompasiana.com/junantoherdiawan/robohnya-sinagog-yahudi-di-surabaya_552e01506ea8345b198b4576


Kondisi dari dalam Sinagog Surabaya
Sumber : http://regional.liputan6.com/read/2527640/jejak-saudagar-yahudi-pada-sinagoge-tergusur-di-surabaya


Sinagog Surabaya kini tinggal kenangan, dirobohkan tahun 2013
Sumber : http://regional.liputan6.com/read/2527640/jejak-saudagar-yahudi-pada-sinagoge-tergusur-di-surabaya

Kompleks Pemakaman Yahudi di Surabaya

Tanggal 21 Oktober 2017, penulis menyempatkan diri untuk berkunjung ke Surabaya selama 3 hari lamanya dalam rangka memberikan skripsi penulis mengenai Komunitas Masyarakat Arab di Kampung Ampel Surabaya kepada sahabat dan orang terkait. Penulis tertarik untuk mengunjungi beberapa kawasan seperti Kampung Ampel, Masjid Agung Sunan Ampel, hingga Lodji Freemason yang berada tepat di sebelah barat hotel Majapahit. Lodji tersebut kini ditempati sebagai kantor Gedung Pertanahan Nasional.


Lodji Vriendschap Surabaya, kini digunakan sebagai gedung pertanahan nasional
Sumber : Dokumentasi Pribadi


Lodji Freemason Surabaya masuk dalam kategori bangunan cagar budaya
Sumber : Dokumentasi Pribadi

Penulis juga sempat mengunjungi kompleks pemakaman Yahudi yang ada di Kembang Kuning, Kecamatan Sawahan, Kota Surabaya. Kompleks ini dibangun dengan empat bagian. Kompleks bagian barat khusus untuk masyarakat Jawa, kompleks makam sebelah selatan khusus digunakan sebagai makam orang Belanda atau disebut sebagai nederlandse begraafplaats. Makam ini berisi korban perang sekutu melawan Jepang tanggal 27 Februari 1942 yang berasal dari Angkatan Darat Kerajaan Hindia Belanda (KNIL) dan Angkatan Laut Kerajaan Belanda juga dimakamkan disini. Hanya keluarga keturunan Eropa atau Belanda saja yang bisa masuk ke tempat tersebut dengan seizin petugas yang setiap hari menjaga kompleks tersebut. Untuk akses ke tempat tersebut harus menyalakan lonceng yang dibunyikan di depan pintu gerbang.


Bagian Dalam ereveld Kembang Kuning
Sumber : @katonbagus90


Pintu Gerbang ereveld Kembang Kuning
Sumber : @katonbagus90


Jam berkunjung ke makam everald
Sumber : Dokumentasi Pribadi Penulis

Kompleks makam orang Eropa dan Tionghoa bercampur di bagian tengah kompleks makam Kembang Kuning yang bisa diakses oleh seluruh lapisan masyarakat, tidak terkecuali kompleks pemakaman Yahudi yang berada di sebelah utara dari tugu penunjuk keberadaan kompleks pemakaman Kembang Kuning.


Tugu yang berada di tengah kompleks pemakaman Kembang Kuning bertuliskan bahasa Belanda
Sumber : Dokumentasi Pribadi

Beberapa kondisi makam ada yang kurang terawat hingga rusak, sebagian digunakan oleh masyarakat setempat untuk tempat tinggal atau jualan seperti yang ada di bawah ini.


Kondisi makam seorang keturunan Yahudi dengan bahasa Ibrani
Sumber : Dokumentasi Pribadi


Kondisi makam yang digunakan sebagai tempat jualan
Sumber : Dokumentasi Pribadi

Bergeser ke arah utara dari tugu tengah penanda kompleks makam, kita dapat menemukan lokai kompleks pemakaman Yahudi yang kondisinya sudah mulai tidak terawat akibat tumbuhnya ilalang dan rumput liar. Berikut gambaran mengenai kondisi kompleks pemakaman tersebut :


Logo bintang Daud penanda kompleks makam orang Yahudi
Sumber : Dokumentasi Pribadi



 Sumber : Dokumentasi Pribadi


Salah satu makam yang kondisinya mulai rusak
Sumber : Dokumentasi Pribadi


Tulisan Ibrani yang mulai hilang akibat pengaruh cuaca
Sumber : Dokumentasi Pribadi Penulis


Tiga makam yang berisi 3 anggota keluarga orang Yahudi, salah satunya adalah Charles Mussry. Beliau merupakan pahlawan nasional peristiwa 10 November 1945 keturunan Yahudi
Sumber : Dokumentasi Pribadi

Sama seperti kebanyakan etnis lain, orang Yahudi juga memiliki tradisi dalam hal penguburan atau ziarah kubur. Ziarah kubur dalam bahasa Ibrani disebut sebagai Yarzeit. Untuk penempatan jenazahnya sendiri, jenazah ditempatkan di tempat terbawah dengan posisi peti terbalik di atas jenazah tersebut. Keberadaan makam Charless Mussry seorang pahlawan keturunan Yahudi juga dimakamkan di tempat ini. Biasanya, orang Yahudi bakal memanjatkan doa dan pujian kepada Tuhan dengan membaca kaddis dan halel atau tahlil. Sebelum meninggalkan makam, mereka akan menyimpan sedikit uang di pusara. Kalau dalam jumlah banyak, uang tersebut bisa hilang dalam waktu singkat baik dicuri atau diambil orang lain. Tradisi mengenang mendiang biasanya dilakukan 11 bulan sekali, berbeda dengan mayoritas orang yang  memperingati hari kematian setiap 7 hari hingga 1000 hari sekali.

Epilog

Surabaya adalah koloni paling aman dan subur bagi etnis Yahudi yang melakukan eksodus dari kawasan Eropa maupun Timur Tengah akibat anti semitisme maupun ancaman dari Nazi Jerman selama perang dunia kedua. Kota ini menjanjikan keamanan dan kenyamana dalam hal berbisnis dan kegiatan perdagangan, pemukiman berpusat di kawasan Jalan Kayon, Jalan Pemuda maupun dekat dengan kawasan Eropa di Jembatan Merah. Semuanya mendapat hak istimewa seperti memiliki kendaraan sendiri, mempunyai rumah, hingga memiliki usaha bisnis mandiri tanpa adanya gangguan dari pihak luar. Kawasan Tretes yang berlokasi 60 km dari kota Surabaya, tepatnya di Kabupaten Pasuruan adalah tempat favorit bagi masyarakat Yahudi untuk menghabiskan waktu berkualitas bersama keluarga dan sanak saudara.

Eksistensi mereka mulai terusik semenjak berdirinya negara Israel tahun 1948 maupun perang Sinai tahun 1958 yang dimotori oleh Israel, Inggris dan Perancis membuat citra orang Yahudi di Indonesia mulai tercoreng. Puncaknya, perusahaan asing yang dimiliki oleh orang Eropa termasuk Yahudi mulai dilakukan kebijakan nasionalisasi oleh Presiden Soekarno disita sebagai aset negara. Bahkan tahun 1998, pilihan agama Hebrani mulai dihapus dan harus memilih diantara lima agama resmi di Indonesia.

Keberadaan komunitas masyakarat Yahudi di Nusantara merupakan bagian dari keberagaman Nusantara. Tulisan ini setidaknya berusaha mengubah stereotip bahwa orang Yahudi semuanya sama saja dan tanpa punya rasa kemanusiaan, saya rasa mereka juga rasa kemanusiaan seperti kebanyakan orang lain. Saya berharap setiap orang bisa merajut tenun kebhinekaan dalam menghargai perbedaaan maupun keberagaman yang ada dengan cara yang positif dan membangun.